.jpg)

FTUI Resmikan Gedung IDE untuk Mendukung Riset dan Layanan Publik Interdisiplin
Gedung InterDisciplinary Engineering (IDE) Fakultas Teknik
(FT) Universitas Indonesia (UI) diresmikan. Gedung tersebut memiliki fasilitas
lengkap dan modern guna mendukung kegiatan riset dan layanan publik
interdisiplin. Peresmian gedung tersebut dihadiri Direktur Jenderal (Dirjen)
Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Abdul Haris dan ditandai
dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Rektor UI Ari Kuncoro
dan Dekan FTUI Heri Hermansyah.
Dalam sambutannya, Prof. Haris mengatakan, peresmian Gedung
IDE merupakan tonggak sejarah baru dalam pengembangan pendidikan dan penelitian
interdisiplin keteknikan di Indonesia.
"Kami sangat berbahagia melihat UI, melalui Fakultas Teknik, terus
mengukir prestasi dan mendorong kemajuan teknologi, serta senantiasa membina
inovasi dan kolaborasi lintas disiplin ilmu. Semoga fasilitas ini mampu
menunjang pembelajaran dan menjadi ruang eksperimentasi bagi para calon
insinyur terbaik Indonesia, serta menopang FTUI menjadi institusi pendidikan
keteknikan yang unggul dan berdaya saing global,” ungkapnya, Selasa (25/6/2024)
Gedung IDE memiliki lima advanced labs, yakni Urban Nexus and Smart Cities
Laboratory (UNSCL), Sustainable Energy System Laboratory (SESL), Energy
Transition Laboratory (ETL), BiologicalSystem Engineering Laboratory (BSEL),
dan Biofuel Advanced Laboratory (BAL).
Laboratorium ETL dan SESL mendapat dukungan dari Diktiristek melalui dana Hibah
Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi (PUAPT) senilai Rp63 miliar. PUAPT adalah
program pendanaan bagi lima Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) yang
termasuk dalam jajaran top 500 universitas berkelas dunia, salah satunya adalah
UI Prof. Heri menyebut, lima advanced labs yang ada di Gedung IDE akan
dimanfaatkan untuk menghasilkan dua output utama, yakni hasil riset dan layanan
publik yang bersifat interdisiplin.
“Gedung ini akan menjadi rumah bagi tiga institut
interdisiplin keteknikan yang diluncurkan pada 2022 lalu, yaitu Institute for
Energy Studies (IES), Institute for Biosystems and Bioengineering (IBB),dan
Institute for Urban Planning and Smart City (IUS). Tiga institut ini akan
mengelola lima advanced labs yang nantinya mengisi Lantai 4–8 Gedung IDE,”
ujarnya.
Lima advanced labs yang ditempatkan di beberapa lantai
Gedung IDE memiliki fungsi masing-masing. UNSCL yang ada di Lantai 4 memiliki
empat sub-laboratorium (sub-lab), yakni Media Laboratory yang mendukung
visualisasi desain perkotaan, Virtual Reality Laboratory yang memungkinkan
simulasi perkotaan secara virtual.
Urban and Regional Laboratory yang menyediakan alat untuk pengumpulan dan
analisis data, dan Integrated Studio sebagai ruang belajar virtual untuk
praktekterapan dan diskusi.
"Laboratorium UNSCL mendukung penelitian multidisiplin
dalam pengembangan kota cerdas," katanya.
Adapun SESL yang di Lantai 5 memiliki dua bagian, yakni
sub-lab pemodelan energi dan sub-lab Data Center and High Performance Computer
(HPC). Laboratorium ini berfokus pada permodelan dan desain sistem energi
berkelanjutan serta kaitannya dengan aspek ekonomi, lingkungan, sosial
dankebijakan yang mendukung pencapaian target net zero emissions pada 2060.
Untuk ETL yang berada di Lantai 6, laboratorium ini memiliki enam sub-lab.
Synthesis and Characterization Laboratory mewadahi pembuatan dan karakterisasi
material pengkonversi dan penyimpan energi. Carbon Capture & Utilization
Laboratory meneliti panangkapan dan pemanfaatan
"CO2 sebagai bahan baku pada sintesis kimia dan
material dalam upaya mencapai ekonomi sirkular," ucapnya.
Empat sub-lab lainnya, yakni Photovoltaics Laboratory, Green hydrogen and Fuel
Cell Laboratory, Battery Laboratory, dan Electrophotochemistry Laboratory
merupakan pusat penelitian terkait pemanfaatan energi matahari dan listrik
untuk green energy synthesis. BSEL yang ada di Lantai 7 dibagi menjadi dua
bagian, yaitu ruang kerja simulasi dan sub-lab HPC yang berfokus pada
permodelan interaksi sistem biologi yang dilengkapi dengan hardware dan
software biomedis mutakhir. Sementara itu, BAL, termasuk Pertamina Biofuels
Laboratory, yang berada di Lantai 8 dan dirancang dengan Biosafety Level (BSL)
1 dan 2, menampung penelitian dengan berbagai objek biologis, seperti fungi dan
bakteri.
"Laboratorium ini mendapat dukungan dana dari PT
Pertamina sekitar 13 miliar rupiah untuk alat dan interior laboratorium,"
ujarnya.
0 Komentar
Tulis Komentar
Anda harus login dulu untuk menulis komentar.